Selasa, 27 Desember 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DERMATITIS DAN EXZEMA.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DERMATITIS DAN EXZEMA.


I. EXZEMA / DERMATITIS.


A. DEFINISI.

Merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsur – unsur fisik, kimia, biologi.( brunner and suddarth , 2002 )
Reaksi peradangan kulit yang karacteristic terhadap berbagai rangsangan endogen ataupun exogen ( harahap M. 2000 ).
Exzema dari bhs yunani “ eksein” : menggambarkna epidermis mengalami spongioisis yaitu adanya vesikula intraepidermal yang terjadi karena adanya edema interseluler.


B. Tipe dermatitis secara umum.

A. Dermatitis endogen
B. Dermatitis eksogen
C. Dermatitis yang belum jelas penyebabnya.

1. Dermatitis endogen terbagi menjadi: 
Dermatitis atopik, seboroik, liken simpleks kronis, dermatitis nonspesifik ( pompoliks, D. numuler, D. xerotik, D. otosensitisasi ) dan D. karena obat.
2. Dermatitis Eksogen terbagi menjadi : kontak iritan, D. kontak iritan, D. foto alergik, D. infektif, Dan dermatofitid.

A. Dermatitis .
a. Macam – macam dermatitis.
Dermatitis atopik adalah dermatitis yanmg tejadi pada seseorang yang mempunyairiwayat atopi.

Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit yang sering terjadi pada daerah tubuh berambut terutam pada kulit kepala alis mata dan muka, kronik dan superfisialis.

Liken simplek kronik adalah dermatitis dengan penebalan kulit dari jaringan tanduk karena garukan ataugosokan yang berulang – ulang.

Dermatitis stasis adalah dermatitis yangterjadi akibat adanya gangguan aliran darah vena ditungkai bawah.

Dermatitis / exzema nonspesifik adalah suatu erupsi epidermal yang dapat berlangsung akut, kranik, terlokalisasi dan generalis.

D. Pomfolik  adalah dermatitis yang ditandai dengan adanya vesikula yang dalam, mengenai telapak tangan / kaki, dan jari – jari.

D. otosensitisasi  merupakan perluasan yang ceapat dari reksi exzematus atau vesikuler.

D. numuler adalah  dermatitis yang bentuk lesinya bulat seperti uang logam.

D. xerotik merupakan dermatitis yang terjadi pada musim dingin dan banyak dijumpai pada orang tua dan punya predisposisi.

D. medikamentosa adalah peradangan pada kulit akibat reaksi dari obat.

D. kontak adalah dermatitis yang disertai dengan adanya spongiosis / edema interseluler pada epidermis karena kulit berinteraksi langsung dengan bahan kimia.

D. infektif  adalah dermatitis yang disebabkan oleh mikroorganisme atau produknya dan menyembuh jika organismenya sudah diobati.

Dermatofitid : adalah Reaksi alergi dari dermatifites

D. eksfolatifa generalisata adalah peradangan yang ditandai dengan adanya eritema, dan skuama yang hampir mengenai seluruh tubuh.

a. Pengertian dermatitis Atopik.
Sinonim : prurigo besnier, neurodermatitis, desimenata, exzema konstitusional.
DA adalah dermatitis yg terjadi pada orang yang mempunyai riwayat atopi. 
Atopi bersal dari bhs yunani “ berarti”:   penyakit aneh / hipersensitivitas.

b. Etiologi.
Bahan iritan, allergen ( sabun, deterjen, bahan pembersih, dan kimia industri yang lain).

c. Manifestasi klinik.
Rasa gatal, eritema, perubahan histologik dengan sel Radang yang bulat,
edema eridermal yang spongiostik, edema, papula, vesikel serta perembasan
cairan atau secret, pengelupasan kulit, likenifikasi, pigmentasi.
Sering terjadi pada muka, lipatan kulit ( fosa cubiti, poplitea ).
Pembentukan krusta, pengeringan, pembentukan fissura. 
d. Faktor predisposisi 
- Asma, konjungtivitis alergik, rinitis alergika, urtikaria dan Reaksi dari
makanan.
- Keadaan panas dingin yang extrem
- Kontak dengan iritan dengan frekuensi yang sering
- Penyakt kulit yang ada sebelumnya.

e. Patofisiologi
Peningkatan Imunoglobin E ( Ig E ) dalam darah / tubuh serta terjadi
peningkatan histamin kulit dan darah sebagai marker untuk adanya aktifitas
sel mast dan basofil.
Sel langerhans juga meningkat.

Pada lesi yang akut djumpai spongiosis, vesikula, dan edema interselular, sel peradangan yang domonan adalah limfosit. Sel endotel mengalami hipertropi, pada lesi likenifikasi  yang kronis dijumpai penebalan epidermal serabut saraf mengalami demielinisasi dan sclerosis akibat dari iskemi.

- faktor turunan atauy genetic juga bisa, yang diturunkan secara outosomal, resesif autosomal, dan multifactoral.
- Faktor imunologi :  Peningkatan Imunoglobin E ( Ig E ) dalam darah / tubuh serta terjadi peningkatan histamin kulit dan darah sebagai marker untuk adanya aktifitas sel mast dan basofil.
Peningkatan aktivitas limfosit karena pengaruh dari IL –4 , yang dipengaruhi oleh aktifitas sel T helper.
sel TH2 merangsang sel B memproduksi Ig E.

f. Diagnosis 
Dagnosis ditegakan apabila ada tiga criteria mayor dan ditambah 3 kriteria minor , serta criteria Svensson, criteria William dan criteria berdasarkan SCORAD yang menggunakan foto berwarna.

g. Penatalaksanaan.
1. Tindakan umum: 
- Memberitahu rencana pengobatan yang akan diberikan pada klien
- keluarga.
- Latihan gerak ringan untuk menghilangkan gelisah.
- Mempertahankan kelembaban ruangan  50% - 60 % untuk mencegah
- kekeringan kulit.
- Mandi berendam denga air yang telah ditambah bahan minyak .
- Hindari rangsanga pada kult .
- Hindari bahan pembersih yang dapa tmerangsang kulit.
- Hindari faktor pencetus.( seperti makanan, mikroba, allergen dll ) 


2. Pengobatan :
- kortikosteroid.
- Antihistamin.( klorfenraminel, hydroxizine dll.)
- Antibiotik : kloxasiline, eritromisine, sefalosporin dll.)
- Hindari faktor penyebab.
- Kompres yang sejuk dan basah.

Perhatian 

Untuk mencegah dermatitis berulang :
- Pelajari  pola dan lokasi dermatitis dan coba ingat benda apa yang terakhir emnempel pada pada kult.
- Hindari benda / bahan yang dapat menyebabkan Reaksi dermatitis.
- Hindari panas, sabun, dan gosokan,
- Hindari pemakain obat secara bebas. 
- Mengistirahatkan kulit yang sakit dan melindungi dari kerusakan lebih lanjut.


I. Pengkajian.

1). Riwayat kesehatan ( awitan , tanda dan gejala, lokasi, dan durasi nyeri, gatal – gatal, ruam gangguan ras nyaman).
2). Riwayat alergi kulit
3). Reaksi lergi t erhadap makanan
4). Raeksi alergi terhadap obat kimia
5). Riwayat penyakit kulit sebelumnya.
6). Riwayat kanker.


II. Diagnosis dan Intervensi.

a. kerusakan integritas kulit b/d kerusakan barier kulit
- lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi.
- Hilangkan kelembaban dengan menutulkan untuk menghisap dan menghindari friksi.
- Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya cidera termal akibat penggunaan compress hangat dengan suhu yang terlalu tinggi.
- Anjurkan pasien menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya.







b. Nyeri dan gatal b/ d lesi kulit.
1. Periksa daerah yang terlibat:
Upayakan untuk mnenemukan penyebab gangguan rasa nyaman
Mencatat hasik obervasi secra rinci dengan memekai terminology deskriptif.
Mengantisipasi Reaksi alergi yang mungkin terjadi.

2. Kendalikan faktor – faktor iritan:

Perthankan kelembaban  kira- kira 50 % gunakbn alat pelembab.
Pertahankan lingkungan yang dingin.
Gunakan sabun ringan 
Lepaskan kelebihan pakaian dan peralatan ditempat tidur.
Hentikan pemajanan berulang terhadap deterjen pembersih dan pelarut.

c. Gangguan citra tubuh b/d penampakan kulit yang tidak baik.

1. Kaji adanya gangguan citra tubuh
2. Identifikaasi stadium psikososial tahap perkembangan
3. Berikan kesempatan untuk pengungkapan.
4. Beikan support pada klien untuk mengenal dirinya dan mengembangkan dan memperbaiki citra diri.
5. Membantu klien kearah penerimaan diri.
6. Mendorong sosialisasi dengan orang lain.
7. Memberikan nasehat kepada klien mengenai cra – cara perawatan kosmetik untuk menyembunyikan kondisi kulit yang abnormal.

d. Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit.
1. Tentukan  apakah pasien mengetahui tentang kondisi dirinya.
2. Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar memperbaiki kesl;ahanperepsi.
3. peragaan penerapan terapi yan diprogramkan.
4. Berikan nasehat kapada pasien untuk menjaga agar kulit tetap lembab dan fleksibel dengan tindakan hidarsi dan pengolesan krim serta losionkulit.
5. Dorong pasien untuk mendapatkan status nutrisi yang sehat.
V. Evaluasi.

Hasil yang diharapkan :

1. Pemeliharaan / mempertahankan integriras kulit.

- menunjukan tidak adanya keretakan kulit.
- Melindungi kulit terhadap kontak dengan substansi yang iritatif.
- Mengoleskan preparat emolien pada kulit
2. Memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman.
o Menggunakan preparat topical dan menjalani terapi yang telah diprogramkan.
o Melaporkan peredaran rasa gatal.

3. memperlihatkan Pengembangan peningkatan penerimaan diri;

- lebuh sedikit mengucapkan kata – kata yang mencela diri.
- Memberikan perhatian terhadap penampakan diri.

4. mencapai tidur yang lebih nyenyak.

o Menyatakan bahwa tidur lebih nyenyak.
o Melaporkan bahwa hidup lebih sehat.

5. Pemahaman tentang perwatan diri.

Mengucapkan dengan kata – kata dasar pemikiran untuk terapi yang diprogramkan.
Memperlhatkan kemampuan untuk melaksanakan perawatan diri.

Criteria diagnosis Dermatitis Atopik dari hanifin dan rajka

No Criteria moyor Criteria minor
1. Pruritus Kulit kering ( xerosis ).
2. Adanya riwayat atopik Keratosis 
3. Kronis dan sering kambuh Reaktivits uji kulit tipe I 
4. Klinis dan distribusi yang khas:
Lipatan kulit mengalami likenifikasi.
Mengenai muka dan bagian extensor pada bayi dan anak – anak. Kadar Ig E meningkat.( > 2000 IU ).
Dimulai pada usia dini.( 3 – 6 bulan ).
Terdapat infeksi kulit.
Eksema pada putting susu
Cheilitis , konjungtivitis yang berulang – ulang,  dll.

Criteria diagnosis Dermatitis Atopik dari Svennson

No Kelompok I (nilai 3 ).
1. Perjalanan penyakit dipengaruhi musim
Xerosis.
Diperburuk dengan kegangan jiwa.
Kulit sangat kering.
Gatal pada kulit yang sehat saat berkeringat.
Serum Ig E 80 IU /ml.
Menderita rinitis alergik.
Iritasi dengan tekstil.
Eksema pada tangan pada masa kanak- kanak.dermatitis atopik.

2. Kelompok II ( nilai 2 ).
Kulit muka pucat
Dermatitis pada buku jari2x tangan.
Dermatitis nnumuler.
Penderita punya asma, keratosis, alergi thd makanan,.
Eksema putting susu.

3. Kelompok III ( nilai 1 ).
Pomfolik 
Iktiosis 
Lipatan denni – morga.


Criteria diagnosis Dermatitis Atopik dari William

Criteria Keterangan
Harus ada : Rasa gatal( pada anak ada bekas garutan ).
Ditambah tiga / lebih Terkena daerah lipatan siku, paha, lutut, didepan mata kaki, sekitar leher,pada pipi untuk anak dibawah 10 tahun).
Anamnesis ada riwayat atropi, asma, demam.
Kulit kering secara menyeluruh.
Eksema pada lipatan ( termasuk pipi, kening badan luar [pada anak .< 4 tahun).
Mengenai umur <2 tidak digunakan untuk anak dibawah  tahun.



Tingkatan dermatitis atopik

No. Criteria Nilai
1. Luasnya kelainan kulit.
Fase anak – anak dan dewasa / remaja
< 9 % luas tubuh
9 %  - 36 % 
> 36 % luas tubuh. 1
2
3
2. Fase infantile
18 % luas tubuh terkena 
18 % - 54 % 
54 % luas tubuh terkena. 1
2
3
3. Perjalanan penyakit
Remisi > 3 bulan dalam 1 tahun
Remisi < 3 bulan dalam 1 tahun
Kambuhan 1
2
3
4. Intensitas penyakit.
Gatal ringan kadang – kadang terganggu tidur.
Gatal sedang 
Gatal hebat selalu ganggu tidur. 1
2
3

Penilaian : 
3 – 4 : Ringan
4,5 – 7,5 : Sedang  
8,5 – 9 : Berat 

Stadium Exzema / Dermatitis.

No Stadium Pengobatan
1. Akut  ( ada vesikula, edema, eksudasi, krusta,, erosi ) Kompres da krim hyrofilik.
2. Subakut ( eritema, edema, papula, skuama yang basah ). Krim anti flogistik, pasta yang lembut.
3. Kronik ( deskuamasi yg kering, likenifikasi, infiltrat paula. ) Salap hydro s/d lipofilik.
4. Hyperkeratosis Keratofilik, salap rehidrasi yang mnegandung asam salisil, urea, Nacl 4 – 12 jam tertutup.

5. Eksudasi , lesi maserasi. Keringkan dengan kompres yg mengandung air/ alkohol, /pasta.

5. Semua stadium Mandi berendam.

Tipe – tipe preparat kortikosteroid topical yang sering digunakan.m

No Potensi Preparat kortikosteroid.
1. Paling rendah Deksametason 0.1%
Hirokortison 0.25 – 2.5 %
Metilprednisolon  0.1/1 %

2. Rendah Betametason 0.01 %
Klokortolon / cloderm 0.1 %
Hidrokortison valerat 0.2 %

3. Sedang Betametason benzoat 0.01%
Cordran 0.05 %
4. Tinggi Amsinonid / cyclokort  0.1 %
Halog 0.1 %
5. Paling tinggi Betametason dipropionat 0.05 %
Klobetasol propionat 0.05%




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket