MIKROBIOLOGI KLINIK
Pemeriksaan laboratorium mikroorganisme adalah salah satu cara untuk menentukan keadaan kesehatan seseorang dengan melalui cairan tubuh, sehingga jenis penyebab penyakit dapat disebabkan oleh :
1. Bakteri
2. Parasit
3. Jamur
Bakteriologi
Adalah pewaaan untuk bakteri yang rutin dilaksanakan dilaboraturium klinik pewarnaan yang dilakukan antara lain :
• Garam menentukan gram negatif atau positif
• Ziehl Neilsent untuk mewarnai bakteri tahan asam (TBC, Leprae )
• Loeffler
• Niesser untuk mewarnai microbacterium lepra
Tekhnik Pewarnaan Gram
1. Cara lama
Carbol gentian violet diteteskan : 1’ – 3’
Larutan loe : ¾ - 1
Alkohol 96 % : 1’
Cucui air : bersih
Diberi Fuehsin : 1’
Cuci air kembali : bersih keringkan mikroskope
2. Kristal Violet :1’
Cuci air
Lugol : 1’
Cuci air
Alkohol aceton (alkohol 96 % + aseton (1:1)) : 15”
Cuci air
Safranin : 30”
Cuci air bersih keringkan mikroskope (yg biasanya digunakan adalah mikroskope optik 10 objek x 100 optik ).
Untuk pewarnaan gram bila gram (+) berwarna violet
Untuk pewarnaan gram bila gram (-) berwarna merah
Ziehl Nielsen
Tujuannya adalah untuk mewarnai micobacterium TB Paru dan Micobacterium Leprae. Bakteri-bakteri tersebut dilapisi oleh lilin sehingga bila bahan cat /pewaa tidak bisa menempel pada kuman tersebut, untuk itu perlu pemanasan untuk menghilangkan/mengurangi lapisan lilin tersebut.
Hot Method
Cara pemeriksaan ini adalah :
• Objek glass ditetesi carbol fuchsin, lalu panaskan sampai menguap, untuk kuman/penyakit: - TBC : 2' - 5
- Lepra : 10'
• Cuci dengan air bersih
• Acid alkohol : bertujuan untuk menghilangkan exes/kelebihan zat warna, untuk penyakit : - TBC : 3 %
- Lepra : 1 % sampai warna luntur
• Cuci air
• Metilin biru : 15"
• Cuci air keringkan mikroskop
Catatan : TBC dan Leprae menghasilkan warna biru
Pemeriksaan Bakterium Difteri ada 2, yaitu :
1) Loeffer
R/ Methilin biru : 0,3 gr
Alkohol 96 % : 30 cc dicampur
KOH 0,01 % : 70 cc
Lama pengecatan : 3' - 5'
Cuci air kemudian keringkan
Note : fiksasi pada bahan ini hanya dipanaskan saja (bahan/sputum/diletakkan pada objek glass)
2) Neisser
Neisser terbagi 3 yaitu :
(1) Neisser A
R/ Metilin blue : 1 gr
Alkohol 96 % : 20 cc
Glacial Acetil Acid : 50 cc dicampur
Aquades ad : 1000 cc
(2) Neisser B
R/ Kristal violet : 1 gr
Alkohol 96 % : 10 cc dicampur
Aquadest ad : 300 cc
(3) Neisser C
R/ Bismarch grown : 1 gr
Aquadest panas ad : 300 cc dicampur
Cara :
• Neisser A + Neisser B (2:1) : 20"
• diteteskan pada objek glass yang ada sampel
• cat dibuang(tidak perlu dicuci.
• Neisser C : 20 " kemudian dicuci lalu dikeringkan
Tekhnik Pewarnaan
Bahan (sputum, cairan pleura, dll) diletakka pada objek dengan menggunakan alat "Ose"
tabung reaksi Ose alat pembakar ojek glass yg bertutup
Gbr. alat yang digunakan.
Sampel dalam bentuk cairan :
• Ose dipanaskan dulu, tunggu sebentar lalu celupkan pada sampel.
• Ose dogosokkan pada objek gelas sehingasampel melakat pada objek lalu dikeringkan.
• Bahan tersebut difixer (diletakkan di atas api) sehingga bakteri tersebut menempel pada permukaan objek glass.
• Kemudian ke labratorium untuk melakukan pewarnaan.
Bahan Swab
Masukan tabung dan ose ke dalam aotoclop (161 C) selama 2 jam, setelah dingin bahan ini digunakan untuk mengambil sampel (pengambilan sampel harus cepat agar tidak terkontaminasi), msukkan, sebelum ditutup ujung tabung dipanasi dulu kemudian bahan dimasukkan tanpa menyentuh bibir tabung lalu ditutup dan dikirim ke laboratorium.
Bahan yang diperiksa:
• Cairan otak
• Darah
• Urine/sekret uretra
• Swab
Warna :
• Gram
• Ziehl Neisser
Kultur :
• Blood agar
• Nutrient agar
• Lawenstein Jensen (biasanya untuk Tubrkolosis)
Blood agar digunakan minimal 5' - 10' darah (darah domba yang dipelihara tanpa kontak dengan antibiotika).
Dalam kultur akan tumbuh koloni, koloni ini dikultur lagi dalam cairan iodium cair, contoh :
1 2 3
Keterangan gambar :
Dari tiap gosokan muncul koloni baru dan akan diinkubasi
Setelah diinkubasi :
Koloni yang ada dimasukan dalam nutient agar/ blood agar.
Inkubasi lagi 37 C
Lakukan uji sensitifitas test
letakan bahan pada medium agar sambil digoyang-goyang
siapkan plate kecil-kecil yang berisi macam-macam antibiotika
medium agar
Bahan yang ada antibiotika diletakkan adalam medium agar, ditutup, disimpan dalam inkubator 37 C semalam, dan keesokan harinya akan dilihat
Bila ada bakteri A, diberi klorampenicol jika sensitif akan membentuk diameter dan tetap jernih, karena tidak ada bakteri.
Tetapi bila tetap keruh (bakteri tetap berkembang ) berarti bakteri tersebut resisten terhadap klorampenicol.
Catatan :
Diameter semakin luas maka semakin sensitif
Materi Kuliah Patologi Klinik
Pertemuan tgl 13 Juni 2001
Lemak dan Gangguan Fungsi Endotel
fraksi lemak : asam lemak, lipoprotein, cholesterol
lemak berfungsi sebagai : • Cadangan energi
• Pelumas
• Bantalan
Lemak(asam lemak)
Asal makanan :
• Makanan
Piruvat
• Gluokosa
Pengendalian Sistesin Asam Lemak
Glukagon fosforilasi
Glukgenesis dipicu
Lemak ihambat glukosa
Sintesis lemak
Dipicu
insulin
- Glukagon memicu fosforilasi
- Insulin memicu sintesis lemak
Note : sel pankreas mengeluarkan insulin
sel pankreas mengeuarkan glukagon
Glukosa darah glukosa darah
sel sel
glukagon insulin
Lipoprotein :
- Chilomikron mukosa usus halus
- VLDL
- HDL diproduksi dihati.
HDL berfungsi sebagai sarana pengangkut kolesterol
Kolesterol ester kolesterol asam lemak
Lesitin kolesterol asil transferase dibentuk pada hati
diikat pada HDL
Ester kolesterol yang terbentuk
Dipindah ke
Chilomkron VLDL hidrolisis
Oleh lipase dalam sel (lisosom)
Jadi VLDL & HDL berperan dalam proses pengaturan kolesterol
Bila pemasukan kolesterol meningkat
Diikat oleh HDL
Dihilangkan oleh hati
Peningkatan HDL LDL yang berarti pembuangan kolesterol perifer
ateroslerosis
Bila terjadi hyperkolesterolemia sebagian LDL mengalami oksidasi menjadi
Lisofosfotidil cholin
Minioxid LDL menstimulsi radikal superoxid
LDL beroksidasi N O superoksid beraksi denan N O
m.oxy LDL menginduksi endotel
mengeluarkan mediator
V – CAM (Vaskuler Cell Addison Melekol)
MCF (Monosit Cemtatif Factor)
MCSF (Macrophag Coloni Stimulatory Factor)
Adanya MCF mengakibatkan monosit bergerak menuju endotel
Adanya V-CAM : monosit melekat pada endotel
Masuk ke intma area
Foam Cell Fagositir makrofag
m. oxy LDL
macrofag memiliki reseptor permukaan Scavanger (ABL)
Khsusnya Scavenger A mempunyai kemampuan mengikat
(Scavenger kolagen) Ligan (protein yang dapat mengikat
suatu fas /antibodi)
Foam Cell memiliki Ligan
Scavenger Ligan
Apotosis
Pembuluh darah rapuh
Debris pecah
Debris difagositosis oleh monosit
TGF 1 (Transformin Glutamic Factor 1)
Fibrosit Fibrous kaku
Penyempitan pembuluh darah
Penyempitan pembuluh darah iskemia ATP terganggu
Neksosis pembengkakan lonik pump terganggu
Endotil normal membentuk N.O
L. Arginin N.Hidroxyl L.Arginin
Hidrolisis oxidasi
N O
Fungsi N.O adalah :
- Menghambat perlekatan / agregasi trombosit pada endotil
- Menghambat perlekatan monosit pada endotil
- Melindungi LDL dari proses oksidasi :
• Asap rokok
• Polutan
• Ozon
Radikal bebas Anti Oxidan
Gangguan pada N.O Trio BEC
• Vitamin Beta carotin
• Vitamin E
• Vitamin C
I n s t r u m e n
1. Microskop Cahaya
Inverted
Elektron SEM
TEM
2. Fotometer
Yang dinilai adalah absorben (penyerapan)
Sinar MC
Sinar P.C filter Galvanometer terbalik
Bahan pekat sinar akan banyak diserap sinar diteruskan -
Sedikit jarum angka rendah
3. Spektrum fotometer with prisma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar